Sabtu, 06 Juli 2013

Tidak Untuk Perselisihan

            Sedikit kisah pengalaman persahabatan aku dengan kawan – kawan waktu SMA yang mungkin boleh aku bagi buat semua nya. Tentang 6 orang anak muda yang mempunyai hubungan persahabatan semasa SMA hingga sampai sekarang (Mahasiswa katanya) dan mungkin sampai akhir hayat kami nanti. Menurut ku , mungkin kisah pengalaman ini bisa kawan – kawan sekedar jadikan ingatan atau mungkin acuan buat kita kedepannya bila terjadi hal seperti yang aku alami ini. Ayah ku pernah bilang begini “hidup di  indonesia sekarang ini sama seperti hidup di dunia Persilatan pada Zaman dahulu kala, karena hanya dia yang kuat saja yang bisa bertahan hidup ’’. sebuah kata – kata yang memang sangat riil terjadi di Bumi Indonesia pada saat ini.
            Contoh kecil saja di daerah ku ( Lampung Selatan ) sering kali terjadi konflik / gesekan di masyarakat yang berawal dari kesalahpahaman kecil diantara para pemuda hingga menular dan menjadi sebuah konflik (pertempuran /perang ) besar antar SUKU disana. Sungguh miris memang melihat nyawa orang tak berdosa melayang begitu saja tanpa bisa ada yang kita perbuat sedikitpun. Rumah – rumah terbakar, fasilitas umum hancur berantakan, Tingkat kriminalitas meninggi, semua hal itu terjadi begitu saja dan hanya dikarenakan masalah yang sangat kecil yaitu KESALAHPAHAMAN !. Belum lagi konflik di Nusa Tenggara Barat (NTT) dan juga di Papua dan mungkin bisa terjadi di seluruh pelosok negeri kita ini. Sungguh menyedihkan !!!
             Mungkin lebih mengarah kepada Kehidupan sosial Negara dan Masyarakat kita yang memang memiliki Berbagai Macam Suku, Keturunan, maupun Agama yang tentunya berbeda - beda. Sebenarnya, Keberadaan Keanekaragaman itu sendiri merupakan sebuah Hal yang menarik dan sangat Nyata ada di tengah – tengah kita. Mulai dari suku Jawa, Batak (penulis), Sunda, Papua, Bali , Dayak , Toraja dan masih banyak lagi yang lainnya yang hidup secara Berdampingan di Negeri Kita Tercinta ini.Namun satu hal, Kita tidak bisa pungkiri jika suatu saat nanti pasti akan ( malah mungkin sudah terjadi ) terjadi gesekan (perselisihan)  di antara semua itu.
            Aku memiliki 5 orang kawan yang memang aku anggap sebagai saudara ku sendiri. Yang pertama nama nya Ridho ( biasa ku panggil botak ) karna memang ada jidat botak di kepalanya yang besar :D, si botak merupakan suku asli dari daerah lampung dan beragama Islam, lalu Muhammad rizky ( Keturunan Minang, Islam) ,kemudian Dewa ( Suku Bali nuse, dia bilangnya sih gitu, beragama Hindu), lalu Muhammad Eric ( Keturunan suku di Palembang , Islam juga ), lalu Septian ( Keturunan Suku SUNDA yang juga beragama Islam) dan Aku sendiri yang terakhir Hendrycus  ( yang merupakan  Keturunan suku Batak, dan beragama Katolik ).  Kami Ber 6 merupakan  kawan akrab di Sekolah saat masa – masa SMA dulu. Latar belakang suku dan Agama kami yang berbeda – beda itu tidak menjadikan kami Mengkotak – kotak kan Pergaulan dan pertemanan kami melainkan malah menjadikan kami semakin erat dalam Bersahabat sebagai teman baik.
            Suatu ketika kira – kira 1 tahun yang lalu ( 2012) terjadi Perang sipil antar suku di dekat wilayah daerah kami ( Lampung Selatan ) yang tidak jelas dimulai karena apa.Ratusan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Ratusan Polisi dikerahkan untuk menghentikan dan melerai Kedua Kubu yang berperang (suku bali dan lampung ), tapi apa daya karena banyaknya Massa yang turun ke jalan hingga mencapai Ribuan Orang tidak dapat dikendalikan oleh Personel TNI dan Polisi tersebut. Pembakaran Besar – besaran terjadi di Kampung Bali yang telah di serang oleh Ratusan orang yang tak dikenal ( belakangan diketahui yaitu orang-orang pribumi) sehingga menimbulkan kekacauan dan mem porak – porandak kan desa tersebut. Puluhan rumah terbakar hangus dan hancur - lebur rata dengan tanah, Fasilitas Umum pun hancur berantakan.  Keamanan pun mulai terganggu dengan terjadinya insiden tersebut sehingga menimbulkan kekisruhan dimana – mana. Serangan balas dendam di ketahui akan dilaksanakan oleh Pihak lawan yang telah mendapat kejutan di awal perang tadi. Mendengar hal tersebut membuat semua masyarakat di daerah itu pun mengalami Ketakutan yang luar biasa karena takut dia dan keluarganya ( jadi target serangan pada saat itu ) Maka mereka mulai mengungsi dan meninggalkan rumahnya masing – masing ke tempat pengungsian yang telah di buat oleh Pemerintah dan Personel TNI. Aku yang pada saat itu ada di sana melihat banyak sekali di jalan raya orang kolar kilir membawa senjata untuk perang, mulai dari Golok, samurai, celurit, Pedang, hingga tombak sangat panjang dan cukup untuk membunuh seseorang. Aku langsung lari pulang menuju rumah ku tidak jauh dari sana dan memberitahu keluarga ku untuk segera menutup rumah kami rapat –rapat dan bersembunyi dari tempat – tempat umum untuk menghindari kejadian yang tidak kami inginkan. Hanya itu yang bisa kami lakukan karena tidak ada pilihan lain lagi untuk menghidar dari situasi seperti itu. Selang beberapa hari akhirnya Konflik tersebut pun mulai mereda seiring dapat di kendalikannya Keadaan oleh Pihak yang berwajib dan para personel TNI. Perang tersebut belakangan di ketahui merupakan Perselisihan di antara 2 suku yaitu Lampung dan Bali yang dikarenakan hal sepele yaitu Uang parkir.







            Dari 2 sumber yang ku gali informasinya, ( teman ku Dewa dan Ridho)  ada 2 perbedaan pendapat mengenai awal mula terjadinya Konflik tersebut yang tentu jelas saat itu membuat ku bingung,apakah harus percaya dengan yang 1 atau yang lainnya ? Kemudian kami menjalin komunikasi kembali setelah Konflik tersebut mereda dan berusaha mencari informasi tentang korban yang ada, takut nya salah satu diantara kami menjadi korban.

            Dari sini lah aku dapat memaknai bahwa berteman itu tidak boleh memilih – milih atau membeda – bedakan SUKU atau AGAMA nya tetapi dengan bertenggang rasa dan memahami satu sama lain membuat kita bisa saling mengerti dan tidak mudah terpancing oleh hal – hal berbau Rasis dan Membeda – bedakan kita karena kita adalah Satu yaitu INDONESIA !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar